Kamis, 16 Desember 2010
Gadis itu menyeka air matanya, bukan! bukan air mata_ hanya saja masih berupa bakal butiran kecil yang akan menghias pipinya_ . Ia menengok ke atas, menghadap pada atap yang membisu, agar mutiara kecil itu mengurungkan niat tuk keluar dari tempatnya bernaung_
Sang gadis mencoba menggerakkan bibirnya , menarik ujung ke kanan dan ke kiri demi membentuk sebuah bentuk yang akan membuat indah si pemiliknya.
Baru saja ia terpana dengan sebuah tulisan, tulisan di dinding kamar seorang sahabat, sahabat yang seperti saudara, seorang gadis kecil juga., yang tak pernah ia sangka bisa menjadi dewasa lebih dari yang ia kira. Entah dari mana tulisan itu berasal. Yang jelas, rangkaian kata itu telah membuat sang gadis takjub.
Nyatanya sang gadis memang bukanlah penghafal yang baik. Namun ia mampu menyimpulkan makna yang luar biasa dari tulisan sederhana tersebut.
Ya., memang ada jiwa pengecut dalam jiwa setiap kita, pengecut untuk sekedar menerima sebuah tantangan, pengecut untuk menerima kegagalan, pengecut untuk menerima cobaan, pengecut untuk menerima kesendirian, pengecut untuk menerima penolakan, dan pengecut untuk bisa menerima siapa diri kita sebenarnya_ toh segalanya memang berresiko, hidup ini berresiko mati.! Lalu apa yang kita takutkan??
Oke sahabat., kau mampu membuat sang gadis sedikit menegakkan punggung dari panjangnya perjalanan ini., kan ia taruh tangannya di dadanya, dan berkata “Semua akan baik-baik saja”_